Tak hanya sekedar bertandang
Namun akan menetap sebagai
Imam
Pada sepetak surau sederhana dalam hatiku
Ada senandung cinta yang ingin kuceritakan
Bahwa, sebelum kau datang
Ada seorang lelaki
Yang peluhnya kujadikan kilau lampu surauku
Seorang lelaki
Yang gurat keningnya
Kujadikan sajadah, tempat kecupku berserah
Seorang lelaki, dengan seluruh debar cinta kusebut Ayah
Bibirku tak pernah selesai mengucap cinta padanya
Kata-kata selalu kalah dengan haru air mata
Aku tak pernah sanggup mengatakan, tak pernah.
Cintaku pada Ayah
Diam – diam kulabuhkan pada selembar kain
Yang menutup indah atas kepalaku
Kelak, ketika kau lepas kainku
Kau akan mencium kehormatan surga Ayah yang kujaga
Serta kening kupantaskan untuk kau kecup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar